Di zaman yang canggih dan penuh dengan teknologi ini,
hampir setiap orang memiliki telepon seluler alias ponsel atau HP, dan
hingga kini penggunaan HP terus meningkat pesat. Pada masyarakat modern,
HP sudah menjadi sebuah kebutuhan primer, ibarat makanan dan minuman.
Namun tak banyak yang mengerti, ternyata penggunaan HP itu sendiri
menimbulkan radiasi yang cukup berbahaya bagi kesehatan tubuh dan
lingkungan.
Dr. Eka Putra Setiawan, Sp.T.H.T dari bagian Divisi
Otologi RS Sanglah mengatakan
telepon gengam diciptakan untuk memudahkan manusia berkomunikasi. Namun,
kata lelaki kelahiran 15 Juni 1961 ini, banyak efek samping dari
penggunaan handphone yang salah. Hal ini berkaitan dengan volume suara
dan jarak dengar.
"Semakin HP ditempelkan ke telinga, maka semakin
melekat mengenai liang telinga. Efeknya semakin besar yang menyebabkan
terjadi peningkatan bunyi atau resonansi, " ujar spesialis T.H.T.
tamatan UGM Yogyakarta ini. Semakin lama menggunakan HP, kata Dokter
Eka, maka semakin lama bunyi bising yang menyebabkan kelelahan otot.
"Menggunakan HP hendaknya bergantian pada telinga kanan dan kiri. Sama
halnya dengan olahraga berjalan atau lari. Semakin jauh akan terasa
capek dan otot pegal. Ada masanya untuk istirahat bagi otot
pendengaran," ujarnya.
Selain itu, lanjut Dokter Eka, perlu diwaspadai efek
samping gelombang elektromagnetik yang dipancarkan HP. Radiasi telepon
gengam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Ia menyebutkan radiasi HP
memancarkan 215 kali perdetik masuk ke sel-sel otak mengenai DNA dalam
sel. Tiap HP memancarkan 900 Mhz-1800 Mhz. Untungnya, kata Dokter Eka
ini, manusia memiliki sawar darah otak yang melindungi paparan radiasi
ini. Jika memungkinkan sebaiknya gunakan peralatan hands-free
untuk mendengarkan suara lewat HP. Anak-anak usia dibawah 8 tahun sangat
rentan terhadap pancaran radiasi ini, sehingga sangat disarankan belum
waktunya menggunakan HP.
Ia menyarankan malam hari sebaiknya HP dimatikan.
Jika tetap menyala, sebaiknya diletakkan di luar kamar tidur, agar
gelombang elektromagnetik tidak menyerang organ otak manusia. Lapisi HP
dengan aluminium agar memroteksi gelombang elektromagnetik. "Efek
samping yang ditimbulkan gelombang elektromagnetik ini, sulit tidur,
pusing, telinga mendenging, dan daya tahan tubuh menurun," jelasnya.
Untuk mencegah radiasi gelombang elektromagnetik kata
Dokter Eka, jangan gunakan HP terlalu dekat dengan liang telinga,
berikan jarak secukupnya. Untuk batas jarak masih dalam penelitian
dokter Eka. Jangan gunakan HP terlalu lama disamping panas yang
disebabkan baterai HP, gelombang elektromagnetik juga memberi efek
kurang baik. Makan makanan yang mengandung vitamin untuk saraf seperti
B1, B6, B 12 yang banyak terkandung pada kacang-kacangan, tahu, tempe,
kacang panjang, taoge.
Untuk mengurangi paparan gelombang elektromagnetik,
dapat dipilih HP jenis CDMA dengan frekuensi 125 Mhz, karena radiasinya
lebih kecil.
Ia menilai kebiasaan mendengarkan musik menggunakan earphone/walkman sudah menjadi trend anak muda. Bahkan tak jarang earphone juga digunakan untuk menerima telepon. "Earphone
menempel langsung di liang telinga. Artinya terjadi kelipatgandaan
resonansi. Sebagai contoh HP memiliki kebisingan 80 dB (desibel). Jika
mengunakan earphone kebisingannya menjadi bertambah 1, 6 kali. Efeknya
tentu lebih berat," kata Dokter Eka.
Gejala awal akan muncul keluhan mendenging. Menurut
Dokter Eka, saraf di telinga tengah mengeluh memberi respon bahwa adanya
gangguan. Jika cepat direspon dengan mengistirahatkan pendengaran,
mungkin saja segera dapat pulih kembali. Namun, jika tidak ditangani
dengan cepat, maka muncul gangguan pendengaran menetap atau tuli.
Menurutnya ada perbedaan arti mendenging dengan
mendengung. Mendenging artinya kebisingan yang mengenai telinga bagian
dalam. Jika tidak segera ditangani akibatnya tuli. Sementara mendengung
hanya mengenai telinga luar yakni tertutupnya saluran tuba eustakhius
karena perubahan tekanan.
Salah satu kasus dampak negatif earphone dituturkan Dokter Eka. Seorang perempuan melakukan perjalanan dari Bangkok ke Jakarta. Dalam pesawat ia mengunakan earphonedari Bangkok hingga tiba di Jakarta selama 3 jam perjalanan. Setibanya di bandara Sukarno Hatta, ia melepas earphone-nya,
namun ia tidak dapat mendengar suara. Malah hanya terdengar suara
mendenging. Akhirnya dengan terpaksa ia harus menjalani rawat inap
selama tiga hari di RS THT Jakarta.
Akhirnya kondisi pendengarannya mulai membaik, namun
sayang fungsi pendengarannya tidaklah sebagus sebelumnya. "Ada ketentuan
jika tingkat kebisingan lebih dari 100 dB, tidak boleh terpapar lebih
dari 2 jam. Lebih dari itu, genderang telinga rusak. Inilah yang dialami
gadis itu," jelasnya.
Kebisingan suara mempunyai satuan dB. Batas
kebisingan normal adalah 85 dB. Lebih dari itu sudah tergolong bising
yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Beberapa contoh penelitian
dikutip Dokter Eka seperti kebisingan Jalan Diponegoro Denpasar 80 dB,
musik rock 100 dB, suara pesawat dan helikopter 120 dB.
"Suara yang masuk ke telinga ditahan otot-otot kecil
di telinga tengah yang memegang genderang telinga, agar tidak bergetar
terlalu keras. Kalau ini lolos, dan otot lelah ia akan masuk ke telinga
dalam yang mengakibatkan rusaknya sel rambut di dalam telinga dalam yang
merupakan organ pendengaran," jelasnya.
Untuk meredam kebisingan, hal yang penting dilakukan
adalah mengistirahatkan pendengaran. Dokter Eka sudah melakukan
penelitian tentang jam kerja yang baik yakni 6 jam perhari selama 5 hari
mulai hari Senin hingga Jumat, dan libur dua hari yakni Sabtu dan
Minggu.
Ia menyarankan sepulang bekerja pada malam hari
sebaiknya istirahatkan pendengaran. "Jangan lagi menonton TV atau
mendengarkan musik. Gunakan hari Sabtu dan Minggu untuk mengistirahatkan
pendengaran sehingga hari Senin siap beraktivitas lagi," sarannya.
Pengobatan gangguan pendengaran kata Dokter Eka,
disebut periode emas yakni batas waktu tuli dengan pengobatan. Artinya,
makin cepat diobati makin baik sehingga tingkat kesembuhannya semakin
besar.
Pengobatannya juga tidak mudah karena harus menjalani
rawat inap. "Bagian telinga dalam hanya dilalui satu pembuluh darah.
Kalau terkena kebisingan pembuluh darah menjadi stres dan menguncup,
sehingga telinga dalam tidak ada suplai makanan sehingga obat harus
dimasukkan lewat infus. Ini hanya bisa dilakukan dengan rawat inap di
RS," ungkap Dokter Eka.
Menurut Dr Imre Fejes, juru bicara tim peneliti
konsrnetrasi dan kulaitas sperma pada pria yang terkena radiasi telepon
genggam berkepanjangan lebih buruk ketimbang sperma pada pria yang
jarang menenteng-nenteng telepon seluler. Penemuan baru saat ini
menunjukkan bahwa gelombang radio yang dipancarkan HP bias nerusak
struktur DNA manusia.
Penelitian ini dilakukan oleh 12 lembaga reset, 7
diantaranya ada di Eropa selama 4 tahun. 1996, Universitas of
Washington, Seattle menemukan bahwa EMR dalam bentuk energi gelombang
radio rendah terbukt bias merusak DNA. Kelompok risetb Jerman, Verum
mencoba mempelajari efek radiai HP terhadap sel-sel tubuh manusia.
Hasilnya sel-sel tubuh yang terkena paparan gelombang elektromagnetik
seperti pada HP mengalami kerusakan yang signifikan. Bahkan mutasi
sel-sel ini bisa menjadi penyebab timbulnya kanker. Pancaran radiasi
yang digunakan dalam penelitian berada pada level 0,3-2 watt/kg,
sementara pada HP memancarkan sinyal radio atau SAR (Spesifik Absortion
Rate) yang berada pada level 2 watt/kg. Beberapa akibat buruk yang biasa
terjadi pada tubuh manusia menurut sejumlah penelitian antara lain
meningkatkan resiko terkena tumor telinga , kanker otak, berpengaruh
buruk pada jaringan otak, mengakibatkan meningioma, neurioma akustik,
acoustic melanoma dan kanker ludah.
Sebenarnya semua handphone yang beredar masih bias
dkategorikan "aman" karena tingkat SAR-nya masih dibawah 1,6 watt/kg.
Meskipun demikian ada beberapa orang yang merasa agak pusing atau
telinganya panas setelah menggunakan handphone-handphone yang
dikategorikan "aman" tersebut. Jadi yang betul-betul aman (bukan sekedar
aman saja) adalah tingkat radasinya dibawah 1 watt/kg. Maka dari itu
untuk memisahkan yang "aman" dan yang "betul-betul aman", dibuatlah
tabel dibawah ini. Untuk lebih jelasnya lihat pengaruh posisi antenna
terhadap resiko kanker otak.
Beberapa institusi juga menyatakan bahwa radiasi dari
penggunan HP tidak berbahaya. Dan memang radiasi HP tersebut, yang
tergolong gelombang RF, tidak cukup berbahaya. Tapi bukan berarti
kemungkinan adanya efek samping tidak ada. Radiasi RF pada level tinggi
dapat merusak jaringan tubuh. Radiasi RF punya kemampuan untuk
memanaskan jaringan tubuh seperti oven microwave memanaskan makanan. Dan
radiasi tersebut dapat merusak jaringan tubuh, karena tubuh kita tidak
diperlengkapi untuk mengantisipasi sejumlah panas berlebih akibat
radiasi RF. Penelitian lain menunjukkan radiasi non-ionisasi (termasuk
gelombang RF) menimbulkan efek jangka panjang.
Sungguh tragis mendapati bahwa handphone (HP) yang
setiap hari kita pakai ternyata memiliki radiasi yang cukup mematikan
dalam jangka panjang kita tidak berhati-hati menggunakannya. Yang juga
mengejutkan adalah radiasi HP ternyata juga bias dipakai untuk
mematangkan sebutir telur seperti microwave.
Untuk membuktikannya, dibutuhkan:
- 1 butir telur dan 2 HP. Telur diletakkan di tengah-tengah kedua HP.
- 65 menit percakapan ke 2 HP tersebut.
- Buktikan!!! Telur tersebut telah matang dan siap dimakan. Otak kita jg akan menjadi matang bila terus menerus ditempelkan pada HP. Otak dan telur sama-sama mengandung jumlah air dan protein.
- Mulailah panggilan antara kedua HP selama kurang lebih 65 menit
- 15 menit tidak terjadi apa-apa
- Setelah 25 menit telur mulai hangat, setelah 45 menit, buktikan sendiri!
Pada HP terdapat istilah transmitter yang mengubah
suara menjadi gelombang sinusoidal kontinu yang kemudian dipancarkan
keluar melalui antenna dan gelombang ini berfluktuasi melalui udara.
Gelombang RF (radio frequency) inilah yang menimbulkan radiasi
elektromagnetik.
Berikut beberapa penyakit dan kelainan yang berpotensi timbul karena radiasi HP:
- Kanker
- Tumor otak
- Alzheimer
- Parkinson
- Fatigue (terlalu capai)
- Sakit kepala
Penelitian yang berbeda menghasilkan hasil yang
berbeda. Ada yang menyatakan radiasi HP lebih banyak menyebabkan kanker
dan kelainan. Ada yang menyatakan bahwa radiasi HP tidak berhubungan
dengan kanker. Terlepas dari mana yang benar atau salah tentu kita
sebaiknya perlu untuk bersikap waspada dan mengantisipasi.
Tips Mengurangi Efek Radiasi Ponsel :
- Gunakan headset atau headphone nirkabel (wireless) dengan emitor bluetooth berdaya rendah.
Cara ini menjauhkan pemancar sinyal dari otak di kepala, namun tidak bisa mencegah risiko impotensi selama masih dikantongi di celana. Perangkat bebas genggam nirkabel, misalnya bluetooth juga masih memancarkan radiasinya sendiri meski lebih sedikit. - Usahakan menjauhkan ponsel setidaknya 1 inci/ 2,5 cm dari tubuh Anda.
Jangan terlalu sering meletakan hp dekat ginjal, jantung dan kantung celana. bila ponsel melekat seharian di tubuh Anda, letakkan dengan layar menghadap ke dalam. Bila tak digunakan sebaiknya taruh di tas atau dompet. - Jangan simpan ponsel di kantong baju atau celana
Otak bukan satu-satunya organ tubuh manusia yang terpengaruh oleh radiasi ponsel. Untuk mengurangi risiko tersebut, ada baiknya ponsel disimpan di tas kecil yang bisa dijinjng ke mana-mana. Karena, baru-baru ini ilmuwan Hongaria menyimpulkan, pria yang terlalu sering menyimpan handphone-nya di pinggang atau saku celana akan mengalami masalah kesuburan. Juga bebarapa penelitian membuktikan, radiasi bisa mempengaruhi kualitas sperma pria dan meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita. - Bila memungkinkan, gunakan ponsel dalam kondisi sinyal terkuat.
Semakin lemah sinyal, semakin banyak frekuensi radio yang digunakan agar bisa terhubung. - Kirim SMS saja ketimbang menelepon bila memungkinkan.
Radiasi SMS lebih rendah ketimbang berbicara. Mengirim SMS juga menjauhkan radiasi dari kepala Anda. Radiasi yang dipancarkan saat berkirim pesan singkat lebih sedikit dibandingkan saat menerima atau melakukan panggilan suara. Selain itu, posisi ponsel saat berkirim pesan berada lebih jauh dari kepala dibandingkan saat telepon. - Jangan simpan ponsel di bawah bantal
Meski sedang tidak digunakan, ponsel dalam posisi stand by (tetap menyala) masih memancarkan radiasi agar selalu terhubung dengan jaringannya. Meletakkan ponsel di bawah bantal saat tidur akan mendekatkannya dengan kepala sehingga otak akan terpapar radiasi sepanjang malam. - Jauhkan ponsel dari bayi dan jauh dari perut jika Anda tengah hamil.
Otak janin dan bayi paling rentan terhadap radiasi. - Bacalah petunjuk pengguna untuk mengetahui rincian lebih lanjut dan tindakan pencegahan dari bahaya radiasi.
- Kurangi menelpon menggunakan HP dalam gedung.
- Kurangi atau jauhkan pemakaian untuk anak-anak.
- Gunakan hp yang radiasinya dibawah level kelayakan
- Gunakan casing (tutup) antiradiasi
Berbagai produk untuk mengurangi radiasi ponsel
banyak ditawarkan di pasaran, mulai dari stiker antiradiasi hingga
casing khusus untuk ponsel cerdas yang radiasinya cukup tinggi. Sebuah
pengujian independen yang dilakukan majalah Wired menunjukkan, beberapa merek casing antiradiasi mampu mengurangi radiasi hingga 66,7 persen.
Walau demikian, tak perlu kita merasa cemas secara
berlebihan. Radiasi yang ditimbulkan oleh ponsel, daya rusaknya tidak
sebesar radiasi yang ditimbulkan oleh radioaktif. Tapi, perlu kita
pertimbangkan juga bahwa sekecil apapun efek yang kita terima, kalau
mengenai secara terus menerus, akan mengakibatkan gangguan yang dahsyat
juga nantinya.
(dari berbagai sumber)
0 comments :
Post a Comment